Jumat, 29 Februari 2008

Sejarah Sampit dan Kalimantan Setelah Merdeka

Orang pertama yang membuka daerah kawasan Sampit pertama kali adalah orang yang bernama Sampit yang berasal dari Bati-Bati, Kalimantan Selatan sekitar awal tahun 1800-an. Sebagai bukti sejarah, makam “Datu” Sampit sendiri dapat ditemui di sekitar Basirih. “Datu” Sampit mempunyai dua orang anak yaitu Alm. “Datu” Djungkir dan “Datu” Usup Lamak. Makam keramat “Datu” Djungkir dapat ditemui di daerah pinggir sungai mentaya di Baamang Tengah, Sampit. Sedangkan makam “Datu” Usup Lamak berada di Basirih.

Sedangkan kata Sampit menurut versi buku “Merajut Sampit dalam Persfektif Global” karya Drs. Wahyudi K. Anwar(Bupati Kotawaringin Timur) berasal dari bahasa China atau pun berbagai versi lainnya adalah salah besar. Buku tersebut menurut Drs H. Madjedi Filmansyah, MBA adalah membodohi orang Sampit akan kebenaran Sejarah Sampit yang sebenarnya atau bahasa Banjarnya buku Wahyudi tersebut “mambunguli urang banyak tentang sejarah Sampit”.

Gubernur pertama yang ada di Kalimantan bernama Ir. Pangeran Muhammad Nur (1950)
Yang kedua bernama Dr. Murjani (1953)
Yang ketiga bernama RTA Milono (1956)
Setelah masa jabatan RTA Milono, Kalimantan dimekarkan menjadi 3 propinsi, yaitu :
1. Kalimantan Barat dengan Gubernur RA. Afflus
2. Kalimantan Selatan dengan gubernur Sarkawi
3. Kalimantan Timur
4. Kalimantan Tengah (Masih dalam persiapan) dengan gubernur RTA. Milono yang berkantor di Kalimantan Selatan.

Tjilik Riwut menjadi bupati kotawaringin, yang kantornya berada di kota Sampit.

Untuk mewujudkan Palangkaraya sebagai propinsi terjadi gerakan yang dilaksanakan oleh :
1. Simbar
2. Embang

Dan pada saat itu, Tjilik Riwut masih menjabat sebagai Bupati Kotawaringin di Sampit.
Adapun Simbar, pada saat itu menjabat sebagai WEDANA, sedangkan Embang, sebagai anak buah dari Simbar.
Semua ini adalah merupakan trik-trik politik yang dilakukan oleh seorang untuk mewujudkan ibukota Propinsi Kalimantan Tengah berada di Palangkaraya.

Tahun 1957

Tahun 1957, Tjilik Riwut menjadi Gubernur Palangkaraya. Kemudian 6 bulan setelah itu, Kodam Tambun Bungai didirikan di kota Sampit.
- Yang pertama kali menjabat sebagai Pangdam Tambun Bungai di kota Sampit, adalah Letkol Darmo Sugondo pada tahun 1957
- Yang kedua adalah Letkol Erman Harirustaman pada tahun 1959
- Yang ketiga adalah Kolonel Darsono pada tahun 1960.
- Yang keempat adalah Kolonel Sabirin Muhtar pada tahun 1962.
Dan pada saat itu, hanya ada 1 buah mobil jeep di kota Sampit.

Soekarno datang ke kota Sampit

Soekarno datang ke kota Sampit pada tanggal 9, bulan 9, tahun 1959, jam 9. Dalam pidatonya di kota Sampit, Tjilik Riwut mengatakan bahwa kedatangan Bung Karno ke Kota Sampit adalah merupakan angka keramat. Kemudian, dalam sambutannya di kota Sampit, Bung Karno mengatakan “ Saya datang bukanlah sebagai seorang malaikat, akan tetapi saya datang sebagai seorang hamba ALLAH yang sama seperti kalian yang ada disekitar saya.”

Soekarno sempat menikahi seorang perempuan yang berasal dari Sampit yang bernama Lori Ismail, di Palangkaraya. Setelah Bung Karno datang, pada bulan November, setelah terjadi Gajah Timpang. Arti Gajah Timpang tersebut adalah pemotongan uang seribu rupiah menjadi seratus rupiah. Kemudian pada tahun 1965, kembali terjadi, Gajah Lumpuh dari seribu rupiah menjadi satu rupiah.


Demikianlah cerita singkat dari Drs. H. Madjedi Bin Filmansyah cucu dari Usup Lamak Buyut dari Alm. Sampit, pengusung Propinsi Kotawaringin

Narasumber lainnya yang masih hidup :
Dachri bin Djungkir bin Sampit
Syamsuri bin Kaderi bin Djungkir bin Sampit

2 komentar:

bella mengatakan...

inpo nya menarik ^.^
aq pernah kesampit,ketemu banyak hal yang beda ngeliat kehidupan disini seakan dilatih buat menikmati sgala hal yang tdk pernah ada dijakarta.

Awan Meraih Massadepan mengatakan...

Ternyata kota sampit merupakan kota yang bersejarah untuk pembangunan provinsi kaliamantan yang di bagi lagi menjadi tiga provinsi yang besar pula .............
namun sangat disayangkan sampit bukan sebagai ibukota provinsi Kalteng ........ malah sampit hanya menjadi sebuah kota yang lambat berkembang di antara kota lainnya yang ada di provinsi Kal-Teng ,,,